Pendidikan adalah hak asasi manusia yang harus dimiliki setiap individu tanpa terkecuali. Namun, realitas saat ini menunjukkan bahwa masih banyak tantangan dalam menciptakan kesetaraan dalam pendidikan. Untuk mengatasi hal ini, langkah-langkah menuju pendidikan inklusif yang berkelanjutan perlu segera diimplementasikan.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, “Menciptakan kesetaraan dalam pendidikan adalah kunci utama dalam mencapai pendidikan inklusif yang berkelanjutan. Setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.”
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengintegrasikan pendidikan inklusif dalam kurikulum pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat dari pakar pendidikan, Prof. Dr. Ani Wahyu Rachmawati, yang menyatakan bahwa “Pendidikan inklusif harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang sama terhadap pendidikan.”
Selain itu, pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik juga perlu ditingkatkan agar mereka mampu memberikan layanan pendidikan yang inklusif. Menurut Dr. M. Syafiq A. Mughni, “Guru yang terlatih akan lebih mampu mengidentifikasi kebutuhan individu dan memberikan dukungan yang sesuai agar setiap siswa dapat meraih potensinya.”
Pemerintah juga perlu terlibat aktif dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pendidikan inklusif. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Inklusif dan Layanan Khusus, Hamid Muhammad, “Pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan ramah bagi semua individu, tanpa terkecuali.”
Dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, diharapkan dapat menciptakan kesetaraan dalam pendidikan dan menuju pendidikan inklusif yang berkelanjutan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia.” Jadi, mari bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkeadilan bagi semua individu.